Dumaiposnews.com – Sejumlah pengguna Instagram di AS mulai berpindah ke Vero, aplikasi media sosial yang mengusung tema berbagi foto. Bedanya di Vero, pengguna merasakan gabungan antara Instagram dan Path.
Menurut data dari analis aplikasi, Sensor Tower, jumlah pengguna Vero meningkat pesat dalam seminggu terakhir. Per harinya, jumlah unduhan dan pengguna Vero meningkat hingga 500.000 kali. Bagai kejatuhan bulan, jumlah ini tentu saja menjadikan Vero sebagai salah satu aplikasi populer.
Bahkan dalam waktu seminggu, Vero dinobatkan sebagai aplikasi media sosial terpopuler pertama di App Store AS. Padahal sebelumnya, Vero hanya menempati urutan ke-45. Bertambahnya jumlah pengguna Vero tak lepas dari promosi yang dilakukan pengguna mereka lewat Instagram.
Pada sejumlah postingan, mereka mengajak pengguna lain untuk mencoba aplikasi berbagi foto itu. Naiknya popularitas Vero bahkan sempat membuat sistem jejaring sosial ini down. Sejumlah pengguna dikabarkan tidak bisa mengakses aplikasi lantaran kapasitasnya sudah melebihi batas.
Perbedaan algoritma
Jika menganggap Vero merupakan aplikasi yang baru lahir kemarin sore, itu salah besar. Pasalnya, Vero merupakan aplikasi yang sudah ada sejak 2015. Mengusung tema “jadi diri sendiri”, aplikasi ini dicetuskan oleh Rafik Hariri, pebisnis sekaligus putra dari mantan Perdana Menteri Libanon.
Menurut Informasi yang dihimpun KompasTekno dari Mashable, Rabu (28/2/2018), aplikasi ini sengaja ia buat lantaran tidak puas dengan layanan Instagram dalam mengelola informasi pengguna.
Tahun lalu, Instagram mengubah algoritma cara menampilkan postingan di linimasa. Awalnya, aplikasi Instagram menampilkan kiriman berdasarkan waktu. Namun belakangan, Instagram lebih mengutamakan postingan dari akun yang lebih banyak diakses.
Sedangkan algoritma Vero tetap konsisten menampilkan postingan berdasarkan berdasarkan waktu, alih-alih ketertarikan pribadi. Alhasil, postingan yang didapat lebih aktual.
Jika membaca syarat penggunaan, Instagram mengklaim bahwa pihaknya dapat menjual infomasi tentang pengguna ke pihak ketiga. Karena itu, iklan yang disiarkan lewat aplikasi ini tampak selalu tepat sasaran.
Tidak hanya itu, semakin hari, fitur iklan pada Insatagram semakin menjadi. Dari sejumlah kiriman, sebagian disusupi dengan akun-akun komersil.
Dibandingkan Instagram yang dibanjiri iklan, Vero tampak bersih dari postingan komersial. Kiriman yang terdapat pada akun penggunanya hanya berasal dari orang terdekat saja. Tampaknya inilah yang membuat pengguna Instagram mulai berangsur pindah ke Vero.
Sayangnya, Aplikasi ini baru dapat diakses di wilayah tertentu saja. Pengguna di Indonesia termasuk yang beruntung bisa menjajal Vero, yang masih dalam tahap beta ini. Untuk mengunduh dan menjajal Vero,
Tanpa iklan, dari mana dapat uang?
Bicara mengenai aplikasi tentu saja tidak bisa jauh dari pendapatan. Apalagi mengingat jika membuat sebuah aplikasi membutuhkan dana yang cukup besar. Lantas jika tidak lewat iklan, darimana Vero menghasilkan uang?
Bisa dibilang hingga saat ini Vero sama sekali belum menghasilkan uang. Sebab Vero menghasilkan uang melalui biaya langganan. Artinya, untuk dapat mengakses Vero secara penuh, pengguna harus membayar dengan jumlah tertentu.
Meski begitu, demi menarik minat pengguna, Vero menggratiskan biaya langganan untuk satu juta pelanggan pertama. Dalam jangka waktu setahun, pengguna akan mulai ditarik bayaran per tahun dengan jumlah yang kecil.
Apakah dengan model bisnis berlangganan ini, Vero bisa mempertahankan popularitasnya dan menyaingi Instagram? Kita tunggu saja.
Sumber:Kompas.com
Komentar