BENGKALIS(DUMAIPOSNEWS.COM)- Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Satatistik, Kabupaten Bengkalis, Johansyah Syafri dipercaya menjadi narasumber pada acara Startup Digital dan Industri Kreatif Zaman Now, Sabtu (31/3) lalu.
Acara ini digagas Mustafa Kamal, Alamudin Al Asmar dan Suryadi yang tergabung dalam Classic Organizer, mereka mahasiswa tingkat akhir Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Bengkalis.
Selain mahasiswa, kegiatan ini juga diikuti kalangan umum, baik siswa Sekolah Menengah Atas maupun masyarakat, menurut penyelenggara kapasitas pesertanya mencapai 200 orang.
Sebelum Johansyah, dua narasumber lain lebih dahulu menyampaikan materi, mereka adalah Co-Founder & CMO IdCloudHost.com dan Advisor Gamebrott.com, Muhammad Mufid Luthfi, serta Ketua Jaringan Pengusaha Nasional Indonesia yang juga Ketua HIPMI Provinsi Riau tahun 2014-2017.
Johansyah mengungkapkan, setelah membaca berbagai sumber bacaan terkait bisnis, disimpulkannya salah satu penentu keberhasilan berbisnis adalah dengan melakukan riset yang valid.
“Kalau kita bergerak di Startup Digital, tidak boleh bohong, produk yang kita tawarkan harus benar-benar ada. Apa yang menjadi kewajiban konsumen dan apa yang menjadi produsen itu harus jelas,” papar Johan yang mengakui dirinya bukan seorang praktisi bisnis melainkan seorang birokrat, yang siap menyampaikan berbagai hal sesuai pengetahuannya.
Setelah melakukan riset yang valid, sambungnya, langkah berikutnya berani memulai, tak ada yang berhasil tanpa kegagalan, lebih baik gagal daripada tidak pernah memulai sama sekali.
“Inventarisasi bisnis apa yang hendak kita mulai dan siapa pangsa pasar kita. Sekarang diberikan kemudahan, maka manfaatkan kemudahan itu, untuk menjadi catatan. Bisnis zaman sekarang lebih sederhana hanya memindahkan pasar, dari nyata ke dunia maya (online),” ungkap ayah dari dua orang anak ini.
Menurut johansyah, Startup Digital adalah bisnis yang dasarnya harus dibarengi dengan data, tanpa data yang akurat dapat diprediksi bahwa bisnis itu akan mengalami sebuah kegagalan.
“Data dimaksud adalah seberapa besar kebutuhan pasar terhadap produk yang kita jual, keunikan atau ciri khas apa dari produk kita dibandingkan produk kompetitor. Sepengetahuan kami, para pembisnis yang bagus selalu berpijak pada data. Kalau berbisnis tanpa data sama seperti orang buta yang berjalan tanpa tongkat,” tutupnya. (auf)