Dumaiposnews.com, JAKARTA – Para ulama merekomendasikan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menjadi calon tunggal dalam Pilpres 2019.
Sedangkan, calon wakil presiden terdapat dua nama, Salim Segaf Aljufri dan Ustadz Abdul Somad (UAS).
Ketua Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama Ustad Muhammad Yusuf Martak saat jumpa pers penutupan Ijtima Ulama di Hotel Peninsula, Jakarta, Minggu (29/7) menjelaskan, rekomendasi ini muncul sete¬lah para ulama ini 3 hari menggelar Ijtima.
“Setelah hasil perundingan selama tiga hari dan juga masukan dari Habib Rizieq Shihab yang jauh di Makah, kami hasilkan dua pasan¬gan.
Pertama pasangan Prabowo – Habib Salim Segaf Aljufri dan pasangan kedua adalah Prabowo – Ustadz Abduzl Somad,” ucap Ustadz Muhammad Yusuf Martak saat jumpa pers penutupan Ijtima Ulama di Hotel Peninsula, Jakarta, Minggu (29/7).
Kenapa harus ulama untuk menjadi pendamping Prabowo? “Itjima ulama, tentunya arah dan usulan harus berbasis ulama. Hingga pilihan jatuh ke Ustad Abdul Somad dan Ustad Salim. Kami tidak meragukan sosok ulama mereka. Sesuai konsep nasionalis -religius,” ujar dia.
Dia meminta ulama jangan dipisahkan dengan urusan kebangsaan. Jangan juga rakyat meragukan peran ulama. Kebangsaan adalah harga mati bagi ulama.
Sedangkan, sosok Prabowo, lanjut Yusuf Martak, juga dipilih karena sosok yang dekat dengan ulama. “Dia mendukung berbagai aksi damai 212 serta dekat dengan habib Rizieq Shihab. Dan sudah mengakui bahwa Habib Rizieq sebagai imam besar umat Islam.”
Forum Itjima Ulama mensyaratkan presiden dan wakil presiden harus memiliki kualitas keislaman mumpuni. “Kami di komisi poli¬tik telah merumuskan kriteria umum dan khusus calon pemimpin bangsa, antara lain harus muslim taat beribadah, dalam arti luas,” papar Gus Huda, Pengasuh Ponpes Nurul Islam Pasuruan Jatim.
“Dengan tolok ukur menjalankan sholat lima waktu dan kemampuan membaca Alquran dan menjadi imam sholat. Itu pedoman kami sebagai peserta dalam mencari sosok pemimpin,” ungkap Saifullah Huda atau Gus Huda, di lokasi acara, Minggu, (29/7).
Abdul Hamid Mudjib, sekaligus pengasuh ponpes asal Pasuruan Jatim mengaku awalnya berharap sosok lain yang muncul dari forum Ijtima’ Ulama ini.
“Saya sempat berpikir, Prabowo sebagai negarawan akan mendorong sosok lain sebagai pemimpin umat. Banyak pilihan nama-nama lain,seperti Yusril Ihza Mahendra, Anies Baswedan dan Gatot Nurmantyo.
Bahkan sewaktu sambutan pembukaan kemarin, orasi Yusril sangat memukau kami sebagai umat,” papar dia.
Sedangkan di tempat sama, KH Mustofa Qutby, pengasuh ponpes Ponpes Al Munawariyah Bululawang, Malang Jatim menyatakan, terkait dengan rekomendasi nama Capres Prabowo dan dua nama Cawapres Salim Segaf Aljufri serta Ustadz Abdul Somad oleh pani¬tia atas arahan Habib Rizieq Shihab, mengaku khusnudzon (berbaik sangka) saja dengan Habib Rizieq.
“Yang pasti kalau itu benar atas arahan Habib Rizieq, kami khus¬nudzon saja. Tetapi kami juga percaya Habib Rizieq pasti memberi ruang untuk kami bertanya dan mempertanyakan,” papar KH Mustofa.
“Sebab, kami sudah menyusun kriteria merujuk Kitabullah, dan harus kami pertanggungjawabkan. Kemudian, nama dua pilihan cawa¬pres itu tidak pernah muncul,” ungkap Gus Mus, panggilan akrab putra KH Badri Mashduqi pengasuh Ponpes Badridduja Kraksaan Probolinggo itu.
GNPF Ijtima ulama ini diprakarsai oleh GNPF Ulama dan berlangsung selama tiga 27-29 Juli di Hotel Peninsula. Sewaktu upacara pembu¬kaan, lima ketua umum partai politik peserta pemilu 2019 turut hadir, diantaranya Sohibul Iman (PKS), Prabowo Subianto (PKS), Zulkifli Hasan (PAN), Tommy Soeharto (Berkarya) dan Yusril Ihza Mahendra (PBB) Ustaz Abdul Somad, memilih untuk tidak maju seba¬gai bakal calon wakil presiden (cawapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2018.
Didapuk jadi cawapres Prabowo, Ustaz Abdul Somad malah mendukung Prabowo berpasangan dengan Habib Salim.
Meskipun didukung Forum Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama), Ustaz Abdul Somad lebih memilih untuk fokus di pendidikan dan dakwah.
Hal itu terungkap di lama Facebook dan akun Instagram Ustadz Abdul Somad, Minggu (29/7).
Di halaman Facebook dan Instagram itu, Ustaz Abdul Somad menulis “Selamat! Ternyata kerumunan sudah berubah menjadi barisan kekuatan.
Prabowo-Habib Salim pasangan tawazun (seimbang) antara ketegasan tentara dan kelembutan Ulama, Jawa non-Jawa, nasionalis-religius, plus barokah darah Nabi dalam diri Habib Salim.
Biarlah saya jadi suluh di tengah kelam, setetes embun di tengah sahara. Tak sungkan berbisik ke Habib Salim, tak segan bersalam ke Jenderal Prabowo.
Setelah Sayyidina Umar bin Khattab wafat, sebagian Sahabat ingin membaiat Abdullah -anak Sayyidina Umar- sebagai pengganti. Beliau menolak lembut, karena bidang pengabdian ada banyak pintu. Fokus di pendidikan dan dakwah. (jpnn)