DUMAIPOSNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menduga jika pesawat Lion Air JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang, tidak meledak di udara sebelum jatuh ke perairan Pulau Karawang, Jawa Barat.
Menurutnya, jika meledak di udara maka sebaran puing-puingnya akan jauh. Karena itu, dia menduga pesawat tersebut tidak sampai meledak di udara sebelum jatuh.
“Kalau inflight breakup atau pecah di udara, sebarannya berkilo-kilometer,” kata Soerjanto di Posko Crisis Center VIP Terminal I Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (29/10).
Soerjanto menjelaskan berdasar temuan yang diduga puing-puing pesawat Lion Air JT610, posisinya tidak dalam radius yang panjang.
“Kalau ini cuma di titik itu saja,” tegasnya.
Menurut Soerjanto, kuat dugaan bahwa pesawat type B 737-8 MAX itu jatuh dalam kecepatan cukup tinggi.
Dia menduga, setelah pilot meminta return to base ke Bandara Soetta, pesawat berkecepatan 340 knot atau sekitar 629,68 kilometer per jam. Hanya saja, Soerjanto mengatakan data itu bisa saja tidak akurat jika mengacu posisi pesawat.
Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Muhammad Syaugi menyatakan, sejauh ini memang sudah ada puing-puing bertuliskan Lion Air ditemukan.
Hanya saja dia belum bisa memastikan apakah itu benar serpihan Lion Air JT610. “Banyak yang tanya apakah itu serpihan pesawat Lion. Jadi, yang kami dapatkan serpihan itu banyak tulisan Lion, jadi memang di situ,” kata Syaugi di Posko Crisis Center VIP Terminal I Bandara Soekarno-Hatta, Senin (29/10). (boy/jpnn)