DUMAIPOSNEWS.COM, JAKARTA – Analis politik Pangi Syarwi Chaniago menyarankan kepada Prabowo Subianto, agar mengubah strategi dalam orasi politiknya. Sebab, yang dihadapi mantan Danjen Kopassus itu adalah calon presiden petahana.
Pangi menilai pidato kebangsaan berupa visi – misi Prabowo Subianto – Sandiaga Uno bertajuk Indonesia Menang, masih bersifat umum dan normatif. Bahkan janji-janji politik tersebut belum tentu bisa dioprasionalkan di lapangan.
Seharusnya, kata Pangi, Prabowo – Sandi memanfaatkan posisinya sebagai penantang dengan menagih janji politik dari petahana di periode pertama. Dengan cara itu, secara tidak langsung publik akan mendapat jawaban terkait capaian atas apa yang dijanjikan Jokowi, dan bisa menilai apakah rezim ini dianggap gagal atau sukses.
“Formula ini adalah starategi paling apik untuk mematikan langkah petahana, sehingga akan kesulitan meyakinkan publik jika dianggap gagal merealisasikan janji politiknya. Bahkan dia punya beban moral untuk menawarkan janji politik baru,” ucap Pangi kepada JPNN.com, Selasa (15/01).
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini juga mengatakan, Prabowo – Sandi harus benar-benar menempatkan diri sebagai penantang petahana, bukan malah memposisikan Jokowi – Ma’ruf sebagai newcomers.
“Sehingga, Prabowo -Sandi akan lebih tepat menawarkan jawaban dan solusi atas kegagalan petahana, bukan malah memberikan janji pilitik yang justru mengawang-awang,” tukas analis berdarah Minang ini.
Kalau Prabowo fokus menagih janji Jokowi yang belum ditunaikan, dia yakin hal itu bisa menaikkan elektabilitas ketua umum Partai Gerindra tersebut. Sebaliknya bila pidatonya terlalu banyak ‘kami akan’, itu akan sulit mendongkrak keterpilihannya.
“Karena program dan visi misi yang mengawang sulit diterima masyarakat pemilih rasional. Sementara Jokowi menjelaskan langsung bahwa dia sudah bangun ribuan jembatan, berapa kilometer jalan, bandara. Itu bisa menjadi kartu mati bagi Prabowo,” tandas Pangi.(fat/jpnn)