SOLO(DUMAIPOSNEWS)– Pencinta binatang yang tergabung dalam Dog Meat Free Indonesia (DMFI) dan juga Animal Friend Jogja menyoroti peningkatan konsumsi daging anjing yang terjadi di wilayah Solo. Berdasarkan hasil investigasi yang sudah dilakukannya terjadi peningkatan yang luar biasa di tahun 2019 ini. Bahkan didapatkan data bahwa setiap bulannya setidaknya ada lebih dari 13.700 anjing dikonsumsi.
Salah satu perwakilan pencinta binatang dari Animal Friends Jogja, Angelina Pane mengungkapkan, data yang didapatkan bahwa di Kota Bengawan ini terdapat 82 warung makan yang menyediakan menu anjing. Jumlah tersebut adalah yang secara terang-terangan atau yang memasang plakat daging anjing.
“Berdasarkan investigasi kami mendapatkan 82 warung yang terang-terangan menyediakan daging anjing. Kalau yang tidak terang-terangan jumlahnya puluhan. Dan tahun ini terjadi peningkatan yang sangat tinggi,” terangnya, Kamis (25/4).
Masih kata Angelina, berdasarkan data yang dimilikinya setidaknya dalam sebulan ada 13.700 anjing yang dibantai hanya untuk dikonsumsi. Anjing-anjing yang didatangkan ke Solo berasal dari berbagai kota di Jawa Barat dan juga Jawa Timur. Seperti dari Garut, Tasikmalaya.
“Padahal di Jawa Barat belum bebas dari rabies. Ini yang menjadi kekhawatiran akan penularan rabies di Kota Solo. Padahal, selama ini Solo sudah dinyatakan sebagai kota bebas rabies,” ucapnya.
Dengan kondisi ini, lanjut Angelina, pihaknya pun berupaya untuk mendorong pemerintah agar segera mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan perdagangan dagjng anjing di Solo. Hal ini ditujukan untuk mengantisipasi penyebaran rabies.
“Dan jumlah konsumsi daging anjing di Solo ini lebih tinggi dibandingkan di Jogjakarta. Kami berharap pemerintah menghentikan perdagangan daging anjing. Karena jika tidak dihentikan, bukan tidak mungkin Kota Solo juga akan ada yang terkena rabies,” pungkasnya.
Sumber : Jawapos Grup