Tekan Angka DBD, Dinkes Kabupaten Siak Gencarkan Program G1R1J

SIAK(DUMAIPOSNEWS)- Berkaitan dengan pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD), Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, Sp.M(K) mengimbau kepada masyarakat agar memulai kembalii Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J, red).

Hal ini pulalah yang mendasari Dinas Kesehatan Kabupaten Siak pada Selasa, (02/04/2019), bertempat di Aula Gedung Kecamatan Kandis menggelar sosialisasi dihadapan Lurah dan Penghulu se Kecamatan Kandis, kader Puskesmas Kandis juga Ketua RT dan RW se Kecamatan Kandis yang diharapkan nantinya menjadi corong informasi untuk Warganya masing-masing.

Kongkowkuy

Dalam sambutannya, Camat Irwan melalui Sekcam Said Irwan SE menuturkan, “program ini untuk menekan angka kasus DBD khususnya di Kecamatan Kandis yang jumlah pasiennya terus meningkat. program gerakan satu rumah satu jumantik saya nilai paling efektif dalam melakukan pencegahan penyakit DBD, pasalnya gerakan itu dapat memantau perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti,” tutur Said.

Jumatik merupakan singkatan dari juru pemantau jentik, merupakan anggota masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di lingkungannya, melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin. Jumantik juga berperan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapaan masyarakat menghadapi demam berdarah dengue (DBD). Jelas memang bahwa vektor penular penyakit DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti yang senang berkembang biak di genangan air yang bersih di sekitar lingkungan kita.

“Kita semua wajib mawas diri terhadap keberadaan jentik nyamuk di rumah kita sendiri, Jadi cara yang paling efektif itu harus memberantas telur dan larva nyamuk di setiap rumah pada genangan-genangan air yang ada. Jangan sampai dibiarkan dan berkembang biak,” kata dr Aulia Kalista, Kapus Kandis yang juga menambahkan bahwa menghilangkan jentik-jentik nyamuk (larva) itu lebih mudah daripada mengendalikan saat sudah menjadi nyamuk dewasa.

“Untuk pemberantasan jentik ini kita bisa lakukan berbagai cara, salah satunya adalah menaburkan bubuk abate (abateisasi) di tempat-tempat yang sulit dijangkau,” tambah Kapus Kandis.

Pada kesempatan tersebut, Kapus berpesan kepada para peserta sosialisasi untuk bisa menjadi Jumantik di lingkungan mereka sendiri, diingatkan untuk melakukan PSN 3M Plus untuk mencegah DBD.

PSN 3M Plus adalah 1) Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. 2) Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

Selain itu, ditambahkan segala bentuk kegiatan pencegahan DBD lainnya, seperti 1) Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Editor : Bambang Rio
Reporter : Fendi