KSOP Sebut Pelabuhan Tikus Direkomendasi Bupati

BENGKALIS(DUMAIPOSNEWS)—Pelabuhan tikus yang sering beroperasi di sungai Lubuk Muda, Kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis ternyata tidak memiliki izin. Namun, sudah memiliki surat rekomendasi dari pihak dinas terkait dan surat dukungan langsung dari Bupati Bengkalis.

Hal ini di sampaikan pejabat terkait Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Tanjung Buton, P Manulang selaku Kasi Lalu Lintas dan Embri, Kasi Keselamatan Berlayar. Mereka menyatakan tidak akan memberi izin untuk beraktivitas lagi hingga izin resmi dari Kementerian Perhubungan keluar.

Kongkowkuy

Hal ini baru dilakukan setelah adanya pemberitaan di media massa terkait permasalahan pelabuhan tikus tersebut.

Embri mengaku, pihaknya hanya memberi izin pelabuhan tikus itu beroperasi setelah pihaknya mendapat desakan dari pemerintah setempat. Ini berupa surat rekomendasi dari dinas terkait yang menyatakan sedang dalam proses pembuatan izin di Kementerian Perhubungan. Termasuk surat rekomendasi dari Bupati Bengkalis dengan alasan untuk keperluan pembangunan daerah di lingkungan Kabupaten Bengkalis.

”Kita beri izin kemarin karena ada desakan dari pemerintah setempat berupa rekomendasi dari pihak terkait yang menyatakan izin dari pemanfaatan garis pantai ini sedang diurus. Kami juga dapat surat dukungan dari Bupati Bengkalis. Tentu kita izinkan beroperasi karena mendapat semua desakan itu. Nah, dengan ada pemberitaan ini kami larang kembali hingga izin dari kementerian keluar,” ujar Embri didampingi P Manulang.

Terkait hal ini, Bupati Bengkalis Amril Mukminin belum bisa dikonfirmasi. Ketika dihubungi, nomor selulernya tidak aktif.

Diketahui, kapal ponton yang memiliki muatan seberat 2.800 ton bersandar dan melintang hingga menutup anak Sungai Siak Kecil, Selasa (28/5) pagi. Ternyata, ini bukan yang pertama kalinya. Sehingga meresahkan masyarakat sekitar.

Menurut warga sekitar Atan ketika ditemui di lokasi pelabuhan tikus Jalan Hang Tuah, samping SDN 01, Desa Lubuk Muda, Siak Kecil aktivitas bongkar muat dengan memakai kapal ponton sudah lebih tiga kali terjadi selama bulan Ramadan.

Barang yang dibawa kebanyakan adalah material, karena sang pemilik pelabuhan tikus juga merupakan seorang pengusaha kontraktor yang memang banyak mendapat orderan proyek dari Pemkab Bengkalis.

”Sering masuk kapal ponton bawa material. Yang punya ini kontraktor. Sering dapat proyek dari pemerintah. Sekarang lagi jalankan proyek di Sei Linau, bekas proyek MY Bukitbatu-Siak Kecil,” ujar Atan.

Organisasi lingkungan berbentuk forum yang bernama Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) turut prihatin dengan tidak pedulinya oknum pengusaha dengan lingkungan sekitar.

Koordinator Jikalahari Okto Yugo mengaku berencana untuk turun ke lokasi. Mereka ingin melihat kondisi yang sebenarnya.

Selain itu ia meminta kepada otoritas terkait seperti Dinas Perhubungan, Imigrasi dan juga kepolisian untuk segera mengecek ke lokasi. Termasuk bertindak atas adanya kejadian tersebut.

‘’Jangan sampai warga dirugikan. Apalagi hal tersebut menghambat masyarakat mencari nafkah untuk mencari ikan. Kita berencana untuk turun ke lokasi. Kita minta kepada pihak terkait untuk cepat tanggap dalam menyelamatkan lingkungan hidup,” pungkas Okto.

Sumber : RPG