Penderita ISPA di Pelalawan Tembus 2.053 Orang

PELALAWAN (DP) – Meski dua hari lalu sempat hilang, namun saat ini kabut asap yang menyelimuti sejumlah daerah di kabupaten Pelalawan kembali muncul. Jerebu dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) ini, telah menyebabkan kualitas udara memburuk sehingga sangat mengganggu kesehatan masyarakat. Hal ini dibuktikan meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan akut (Ispa).

Tentunya kondisi ini membuat para orangtua menjadi khawatir dengan kesehatan anak mereka yang menjalani aktivitas diluar rumah sekolah. Sehingga masyarakat pun berharap agar Pemerintah kabupaten (Pemkab) Pelalawan melalui Dinas Pendidikan dapat segera mengambil kebijakan untuk meliburkan aktivitas sekolah.
” Ya, dengan kondisi kabut asap yang tidajk kunjung hilang ini, maka kami dari para orangtua berharap agar Disdik Pelalawan dapat segera mengambil kebijakan untuk meliburkan aktivitas sekolah. Pasalnya, kami sangat khawatir terhadap kondisi kesehatan anak kami yang melakukan aktivitas diluar rumah. Namanya juga anak-anak, kondisi fisiknya belum stabil sehingga rentan terkontaminasi penyakit Ispa akibat kabut asap yang menyebabkan kualitas udara memburuk. Apalagi saya punya dua orang anak yang setiap harinya harus menjalani aktivitas di salah satu sekolah dasar (SD) di Pangkalan Kerinci,” terang Roni salah seorang warga Pangkalan Kerinci kepada Dumai Pos, Jumat (9/8) kemarin.
Sementara itu, dengan kondisi yang masih Kabut yang maaih terlihat,  media Dumai Pos menanyakan mengenai jumlah penderita ISPA kepada Plt Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan Asril SKM MKes mengatakan, bahwa akibat munculnya kabut asap dampak karhutla ini, telah menyebabkan kembali terjadinya peningkatan jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang cukup signifikan. Dimana saat ini, tercatat ada sebanyak 2.053 orang warga terserang ISPA atau bertambah jumlahnya 300 orang lebih penderita pada Selasa (6/8) kemarin. Dimana pada Senin (5/8) lalu, jumlah penderita ISPA hanya sebanyak 1.748 orang. Sedangkan jumlah penderita ISPA ini, banyak terjadi di kecamatan Pangkalan Kerinci sebanyak 671 orang penderita dari sebelumnya sebanyak 327 orang.
” Jadi, dengan kondisi kabut asap ini, maka kita telah menyarankan agar Disdik Pelalawan dapat segera meliburkan aktiviyas sekolah khususnya Taman Kanak (TK) dan sekolah dasar (SD). Dengan demikian kondisi ini tidak berdampak menyebabkan meningkatnya jumlah penderita Ispa. Dan kita juga terus menghimbau kepada masyarakat terkait kabut asap ini, agar dapat mengurangi aktifitas diluar rumah atau ruang terbuka, serta memakai masker jika harus keluar rumah,” paparnya seraya menyebutkan pihaknya telah membagikan sebanyak 30 ribu masker gratis.
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Pelalawan M Zalal MPd mengatakan, bahwa kebijakan untuk meliburkan aktivitas sekolah tergantung pada keputusan Kepala Daerah yakni Bupati Pelalawan.
” Sejauh ini, kita masih belum menerima saran dari Dinas Kesehatan (Diskes) dan juga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk meliburkan sekolah. Apalagi sejauh ini kita di daerah juga belum menerima instruksi dari Disdik Riau untuk meliburkan aktivitas sekolah. Selain kita tidak mengetahui kualitas udara akibat kabut asap ini karena Pelalawan tidak memiliki alat ISPU, juga status daerah belum ditingkatkan yang saat ini masih dalam status siaga darurat asap. Untuk itu, kita berharap agar kabut asap ini dapat segara lenyap sehingga tidak berdampak mengganggu aktivitas dunia pendidikan,” ujarnya seraya menyebutkan kabut asap khususnya di kecamatan Pangkalan Kerinci tampak terlihat jelas pada malam hingga pagi hari dan siang sudah tidak tampak terlihat.

Sementara itu, Kepala Badan Penangulangan Bendcana Daerah (BPBD) Pealalan Drs Hadi Penandio MSi menambahkan, bahwa pada Selasa (6/8) kemarin setidaknya ada 17 hotspot yang terpantau di Pelalawan melalui Satelit Terra dan Aqua. Dimana dari jumlah titik yang tersebar di tiga kecamatan tersebut yakni Kecamatan Pangkalan Kuras, Langgam dan Teluk Meranti, 13 titik diantaranya berada pada level convidence diatas 70 persen.
” Namun demikian, ke 17 titik tersebut bukan titik api melainkan hanya titik panas. Pasalnya, hingga saat ini seluruh titik api di di Negeri Seiaya Sekata ini telah dipadamkan dan tinggal proses pendinginan. Kemudian, untuk titik asap memang masih ditemukan disejumlah lokasi seperti di Kecamatan Langgam, Pangkalan Kerinci, Pangkalan Kuras, Ukui dan Teluk Meranti. Tapi, titik asap ini tidak lagi besar karena tim gabungan terus siaga dilapangan memadamkan titik asap dampak terjadinya karhutla. Sedangkan kabut asap atau udara kabur, masih terlihat khususnya pada malam hari karena asap bercampur dengan embun. Untuk itu, tim gabungan akan terus bekerja maksimal agar seluruh titik asap ini dapat dipadamkan total,” tutup mantan Kepala Satpol PP dan Damkar Pelalawan ini. (naz)
Editor   : Bambang Rio