Polisi Diminta Serius Tangani Kasus Lakakerja, Robohnya Proyek Lapangan Tenis

DUMAI(DUMAIPOSNEWS) – Kasus Kecelakaan kerja (Lakakerja) yang terjadi di Komplek Perumahan Pertamina RU II Dumai, Bukit Datuk beberapa hari lalu publik berharap pihak kepolisian benar-benar serius dalam penanganan kasus yang menelan korban hingga kritis tersebut.

Warga berharap, selama ini belum ada satupun setiap Kecelakaan kerja yang kasusnya hingga ke persidangan.”Kita sangat percaya dengan polisi, untuk itu kita mendorong pihak kepolisian untuk serius dalam penanganan perkara yang menelan korban kritis yang hingga kini masih menjalani perawatan,”kata seorang warga, Binsar.

Kongkowkuy

Informasi yang berkembang dilapangan, satu korban yang menderita luka serius kini terpaksa dilarikan ke Pekanbaru, untuk mendapatkan perawatan terhadap kondisi luka serius yang dideritanya.

Sebelumnya, Polres Dumai telah menurunkan anggota mengusut proyek pembangunan gedung lapangtenis di Komplek Pertamina Bukit Datuk, Kecamatan Dumai Selatan, yang roboh dan menimpa tiga pekerja.

Kasat Reskrim Polres Dumai AKP Dany Andhika Karya Gita SIK di konfirmasi wartawan kepada mengatakan tengah mendalami kejadian tersebut. Sebagai data terbaru, bahwa proyek pembangunan gedung olahraga tenis dikerjakan PT. Karya Lestari Pertiwi. Dalam pengerjaannya pihak sub kontraktor diduga asal-asalan dan tidak sesuai Bestek.

Sejak awal tiang penyangga (H-baem,red) dipasang, banguan tersebut sudah tampak miring. Ada dugaan besar rangka bagian atas bangunan itu tidak dapat ditopang oleh penyangga yang berukuran lebih kecil.

Tidak sampai disana, baja H-beam yang menjadi penyangga bawah itu hanya dikunci menggunakan baut diatas pondasi sisa bangunan lama. Selain berukuran lebih kecil, pondasi baja yang menopang itu tidak tertanam dan hanya dikunci menggunakan coran tempel.

Sebelum kejadian naas yang menimpa tiga orang pekerja itu, kontruksi gedung olahraga milik bagian Aset PT Pertamina RU II Dumai dibangun dengan anggaran berkisar mencapai Rp2 miliar tersebut sudah tampak miring.

Diduga pihak Sub Kontraktor sudah mengetahui kemiringan itu dan memaksa melanjutkan pengerjaannya. Pristiwa naas itu bermula saat pekerja akan menyatukan kedua sisi besi H-beam bagian atas, namun terkendala dikarenakan terdapat kawat seling baja yang menahanya.

Akibatnya, tak lama berselang setelah seling baja dilepaskan. Bagian tengah besi baja yang diketahui memiliki berat hingga puluhan ton itu ambruk dan menimpa 3 orang pekerja bahkan salah satunya dalam kondisi kritis.

Korban yang kritis itu bernama Sugandi, karena masih dalam perawatan medis di ruangan ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai. Sedangkan kedua rekannya mendapat perawatan di Rumah Sakit Pertamina Dumai.(rio)

Editor : Bambang Rio