Bagus Santoso Kunjungi Lokasi Temuan Mirip Candi Dan Makam Panjang Wisata Religius

BUKITBATU(DUMAIPOSNEWS), Tiga Buah Tumpukan batu bata merah ukuran jumbo mirip tatakan candi ditemukan di desa Temiang kecamatan Bukit Batu kabupaten Bengkalis. Gundukan batu bata itu diduga sebagai tempat pesanggrahan atau pertemuan para pembesar dan prajurit awal membuka kerajaan Bukit Batu dan Siak.

Tumpukan Batu Bata tersusun mirip candi ini sekaligus melengkapi temuan sebelumnya yaitu dua buah makam, satu makam panjangnya 5 meter dengan nisan batu alam di kedua sisi. Makam disebelahnya bernisan seperti nisan makam Datuk Laksamana di duga masih kerabat pembesar sebelum berdirinya kerajaan Siak.

Kongkowkuy

” Makam yang panjangnya sekitar 5 meter ini sebagian masyarakat meyakini makam Datuk Gigi Putih berasal dari Aceh. Konon salah satu guru dari Datuk Laksamana” Kata Masdar kades Temiang saat mendampingi Bakal Cawabup Bagus Santoso baru baru ini.

Temuan lainnya bersamaan dengan gundukan mirip candi adalah 5 makam. Salah satu makam berbatu nisan sangat besar dan berat di duga dari kerajaan di Jawa ditandai dengan ornamen ukir- ukiran.

Berikutnya tiga makam agak berjauhan dengan batu nisan diduga dari aceh. Ketiga Nisan tersebut sangat unik karena ada garis hitam tembus persis ditengah. Satu makam lagi batu nisan terjepit akar pohon besar yang tumbuh diatas makam.

Jarak antara makam panjang dengan makam lainnya dalam satu lokasi tetapi berjauhan. Sedangkan gundukan batu bata menyerupai candi ditemukan di tiga tempat searah mata angin. Temuan ini menjadi magnet bagi masyarakat sekitarnya berdatangan ke lokasi untuk melihat langsung.

” Tempat ini sekarang menjadi wisata religi kelola oleh Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) desa Temiang. Insya Allah ini akan menjadi aset wisata desa kami” Kata Masdar.

Menurut Misdar sejumlah peneliti arkeolog dari Padang sudah mendatangi dan mendata lokasi penemuan, dalam waktu dekat juga akan datang arkeolog dari salah satu perguruan tinggi dari Jawa

Selain makam dan nisan juga ditemukan pecahan kendi dan mangkok yang diduga dari dinasti China. “Apapun ceritanya kita akan tunggu dulu hasil penelitian apakah saling menguatkan dugaan bahwa komponen tersebut merupakan satu kesatuan peninggalan masa kerajaan Siak atau Laksamana Bukit Batu” kata Masdar.

Pengamatan di lokasi di sekeliling makam maupun gundukan batu bata merah masih tumbuh lebat pohon nibung. Masih banyak gundukan dibalut akar, di duga masih banyak makam atau bangunan untuk benteng. Disisi ke arah sungai Bukit Batu berawa salah satu makam yang diatasnya tumbuh pohon besar yang menjulang tinggi keatas. Sedangkan di sekeliling lokasi yang diperkirakan 1,5 hektar sudah menjadi kebun sawit milik masyarakat.

Cawabup Bagus Santoso sangat tertarik dengan temuan bersejarah. Apalagi dalam salah satu strategi mewujudkan visi misinya adalah pemeliharaan dan pelestarian bangunan dan benda cagar budaya (BCB).

” Inilah Potensi desa yang harus kita gali bersama, dan di tempat tempat seperti ini harus dikelola, ditata lebih baik insya Allah akan menjadi pembuka jalan majunya desa dengan mengelola potensi wisata lokal” kata Bagus Santoso

Jika anda ingin berkunjung kelokasi temuan ini silahkan menuju kawasan berdirinya struktur-stuktur besar (makam, gundukan batu bata mirip candi) tak jauh dari jembatan sungai Bukit Batu tepatnya di desa Temiang kecamatan Bukit Batu lintas jalan Pakning Dumai kabupaten Bengkalis. Tepatnya tidak jauh dengan Desa Bukit Batu tempat Datuk Raja Laksamana disemayamkan. (rls)

Foto : Bagus Santoso didampingi Kades Masdar dan warga di Lokasi temuan tapak sejarah Desa Temiang Kecamatan Bukit Batu.