DUMAI(DUMAIPOSNEWS)– Tiga lingkungan RT di Kelurahan Basilam Baru, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, Riau kebanjiran setinggi selutut hingga 1 meter.
Bukan hanya menghadapi air yang mengalir dari perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) tetapi warga juga harus bertarung nyawa dengan keberadaan buaya selebar badan dua papan.
“Yang kami hadapi bukan hanya air kecoklatan tetapi juga buaya yang kerap muncul disaat warga sedang melewati genangan air. Ya kami harus ekstra waspada dengan keberadaan buaya tersebut, ” tutur warga RT 18 Kelurahan Basilam Baru Marjono kepadadidampingi warga yang rumahnya kebanjiran.
Katanya lagi, banjir yang dihadapi warga bukan berasal dari air hujan tetapi dari kanal perusahaan. Sebab perusahaan melakukan penanaman akasia sehingga mereka membuka pintu air.
Dalam setahun bukan hanya sekali banjir ini dialami masyarakat tetapi berulang kali. “Kalau perusahaan membuka pintu air, warga yang harus menanggung dampaknya yakni banjir, ” kata warga lainnya.
Banjir ini sudah berlangsung sekitar 17 hari namun baru surut beberapa centimeter saja. “Tidur kami tak bisa, sebab air masuk ke dalam rumah setinggi selutut. Anak anak tak bisa sekolah karena kebanjiran. Rumah ibadah juga terendam banjir sehingga tak bisa digunakan untuk sholat. Kami minta pemerintah memberikan solusi atas musibah banjir yang terjadi ini, “kata warga lainnya menambahkan.
Anak anak takut keluar rumah karena adanya buaya yang berkeliaran. Sedangkan banjir yang terjadi saat ini merupakan terparah sejak tiga tahun lalu.
Warga minta pada pemerintah dan DPRD Dumai mencarikan solusi atas persoalan banjir ini agar tidak terus terjadi setiap tahun bahkan setahun bisa dua ali terjadi.
Warga menyampaikan persoalan banjir ini pada Wakil Keua DPRD Dumai, Bahari dan Kabid SDA Dinas PUPR Wan Riko yang turun melihat kondisi banjir di Basilam Baru.
“Ya, kami minta solusi agar banjir tak terus terjadi agar masyarakat bisa hidup tenang dan anak anak berangkat sekolah tak lagi menyeberangi luapan air. Perlu dilakukan normalisasi drainase dan memperbanyak pintu pembuangan ke sungai dan ke laut agar ketika luapan air cepat kering mengalir ke laut,”kata warga.
Pantauan dilapangan kondisi banjir yang terjadi di Kelurahan Basilam Baru, Kecamatan Sungai Sembilan telah terjadi sekitar setengah bulan lalu, warga tak bisa memasak didapur karena kebanjiran setinggi selutut. Bahkan warga tak bisa melansir hasil sawit dan mendodos karena kebuh mereka tergenang banjir. Tak hanya itu berbagai aktivitas di rumah dilakukan diatas air, bahkan warga melansir sembako dari jalan raya ke rumahnya menggunakan perahu terbuat dari drum.
Wakil Ketua DPRD Dumai Bahari usai melihat kondisi banjir yang terjadi di Kelurahan Basilam Baru menjawab wartawan menjelaskan dalam waktu dekat dilakukan pekerjaan normalisasi disejumlah drainase agar air cepat kering saat ada luapan.
“Sudah dianggarkan dalam APBD Perubahan tahun 2020 dalam waktu dekat akan dilakukan normalisasi drainase yang ada. Makanya saya membawa Kabid SDA Dinas PUPR Dumai agar mereka tahu kondisi dilapangan serta apa solusi yang harus dilakukan. Mereka juga sudah mengecek kondisi banjir dan memantau menggunakan drone agar segera dapat dieksekusi segera,”tutur politisi muda Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.
Beberapa drainase utama banyak yang tersumbat, makanya perlu dilakukan normalisasi agar mengalir lancar. Luapan air ini berasal dari kanal perusahaan karena beberapa pintu air mereka buka sebab memasuki musim tanam. “Saya tetap berusaha mencarikan solusi atas musibah yang dialami warga ini dan warga diharapkan bersabar sebab semua butuh proses. Saya selaku anggota dewan bukan dewa yang dalam sekejap bisa memenuhi permintaan masyarakat. Semua butuh proses saya yakin banjir ini dapat diatasi,”tuturnya lagi.(wan)