DUMAIPOSNEWS.COM – Agresi militer Israel ke Jalur Gaza, Palestina, telah berjalan selama sebulan. Selama rentang waktu tersebut, Israel Defense Force (IDF, Pasukan Pertahanan Israel) tak henti menghujani Gaza dengan roket-roket canggih.
Rumah sakit (RS) dan lokasi pengungsian yang seharusnya tak boleh diserang tetap menjadi sasaran. Hasilnya, ribuan warga Palestina tewas.
Kementerian Kesehatan Gaza kemarin (7/11) mengungkap, korban tewas sejak awal perang sebulan lalu atau 7 Oktober 2023 mencapai 10.328 orang. Yang memprihatinkan, sebanyak 4.237 di antaranya adalah anak-anak. ”Korban luka mencapai 25.965 orang,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza Dr Ashraf al-Qudra.
Fasilitas medis menjadi hal yang sangat penting di tengah tingginya korban pengeboman dan blokade total yang dilakukan Israel. Banyak fasilitas kesehatan yang terpaksa tutup karena dibom ataupun kehabisan bahan bakar untuk menghidupkan generator listrik. RS dan klinik yang masih buka terpaksa mengobati pasien seadanya. Termasuk melakukan operasi tanpa anestesi atau obat bius sama sekali.
Israel memang tak lagi menutupi ambisinya untuk menguasai Jalur Gaza. Dalam wawancara yang disiarkan ABC News Senin (6/11), Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negaranya akan mengambil alih tanggung jawab keamanan di Gaza secara keseluruhan tanpa batas waktu yang ditentukan. Dia menyatakan bahwa Gaza harus diperintah oleh mereka yang tidak ingin melanjutkan cara-cara pemerintahan Hamas.
”Saya rasa Israel, untuk jangka waktu yang tidak terbatas, akan memikul tanggung jawab keamanan secara keseluruhan karena kita telah melihat apa yang terjadi ketika kita tidak melakukannya,” ujar politikus yang sudah enam kali menjadi PM Israel tersebut ketika ditanya tentang siapa yang harus memerintah Gaza ketika pertempuran berakhir.
Dia juga memperingatkan Iran dan Hizbullah di Lebanon agar tidak terlibat lebih jauh dalam perang di Gaza.
”Jika mereka ikut serta dalam perang secara signifikan, respons Israel akan sangat kuat dan saya harap mereka tidak melakukan kesalahan seperti itu,” tandasnya.
Media Rusia Sputnik melaporkan bahwa keponakan Netanyahu, Yair Edou Netanyahu, ditembak mati oleh Hamas dalam serangan darat. Dia merupakan kapten komandan Satuan Penembak Jitu IDF. Hingga kemarin IDF maupun Netanyahu belum memberikan konfirmasi terkait kematian Yair Edou.
Pada bagian lain, rencana mengirim kapal rumah sakit ke Palestina untuk membantu warga Gaza tak bisa serta-merta dilakukan. Perlu koordinasi mendalam sebelum memberangkatkan kapal ke negara yang sedang terlibat perang.
Hal itu disampaikan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo kemarin. ”Tentunya kami koordinasikan dulu ke sana apakah memungkinkan karena tidak bisa sembarangan,” katanya.
Yudo menyebut situasi perang di Palestina harus menjadi pertimbangan. Sebab, ada risiko dan bahaya. Karena itu, perlu koordinasi yang tepat dan akurat sebelum kapal rumah sakit dikirim dari Indonesia. ”Jangan sampai justru membahayakan alutsista kita,” imbuhnya.
Dia mencontohkan proses pengiriman bantuan yang sudah dilakukan. Semua dikoordinasikan dengan hati-hati. Meski begitu, Yudo menegaskan bahwa seluruh kapal rumah sakit milik TNI-AL sudah siap dioperasikan. Termasuk jika harus dikirim untuk membantu korban perang di Gaza. ”Pasti siap karena itu kapal baru. Saya yakin ABK atau tenaga medis pun siap. Tapi, untuk di sananya itu (Palestina, Red) yang perlu kita koordinasikan secara tepat,” imbuhnya.
Sumber: Jawapos.com