Ditagih Uang Buku, Siswa SDN 06 Tualang ini “Menangis”

SIAK (DUMAIPOSNEWS.COM) - Salah seorang peserta didik SDN 06 Kecamatan Tualang menangis-nangis kepada orangtuanya di rumah, setelah di sekolah guru kelasnya mengumumkan penagihan sejumlah uang untuk pembayaran pengadaan buku pendamping. Info yang berhasil diterima jumlah uangnya Rp380 ribu untuk beberapa buku dan pembayarannya bisa diangsur.

Saat dikonfirmasikan kepada oknum guru SDN 06 tersebut, dia membenarkan kalau dirinya memang ada mengumumkan penagihan dana untuk pembayaran buku tersebut karena tidak berapa lama lagi akan pembagian Rapor. Bahkan sang guru juga mengaku dikelas lainnya melakukan pemakaian beberapa buku pendamping “Bupena” yang mesti dibeli oleh peserta didik dengan tidak dipaksakan.

Kongkowkuy

“Nak sebentar lagi kita menerima rapor yang masih ada apa, mohon y. Gitu aja pak. Kitapun mikir biar anak ni tidak kena mental. Bahkan saya juga mengumumkannya lewat group WA pak,” akunya bercerita.

Selain itu dia juga mengaku ayah siswa bersangkutan mendatangi dirinya ke sekolah untuk klarifikasi dan bertanya: Jadi buku itu dibayar y buk?

“Lho itukan bukan buku saya, kan sesuai kesepakatan,” ujar ibuk guru bercerita tentang jawaban dirinya atas pertanyaan tersebut seraya berdalih bahwa dirinya tidak menjual buku, bahkan itu untuk membantu anak bapak biar sama dengan teman-temannya.

Selanjutnya dia bercerita tentang konologisnya. Diawali dirinya bersama Komite kelas membuat kebijakan untuk mengadakan buku pendamping (Bupena, red) dengan biaya pengadaannya diembankan kepada wali peserta didik (wali murid).

Catatannya memang keputusan ini tidak dipaksakan, namun diakui oleh oknum guru tersebut jika tidak memiliki buku pendamping maka siswa/i harus mencatat tugas sekolah yang diberikan.

“Ya, memang tidak ada pemaksaan untuk memiliki buku pendamping itu oleh siswa, hanya saja mereka mesti mencatat setiap tugas sekolah yang diberikan, yang memang tugasnya diambil dari buku Bupena itu. Dan mencatat itu membutuhkan waktu lama oleh peserta didik,” ujar oknum guru dimaksud saat dijumpai dan dimintai keterangannya, Selasa (19/12) sore.

Dikesempatan itu, ibuk guru ini juga mengaku bahwa yang dibebankan untuk mengadakan buku pendamping ini tidak hanya dikelasnya aja, tapi juga kelas lain.

“Ada, kelas lain juga ada kok,” jelasnya.

Saat ditanya apakah kebijakan Komite kelas ini diketahui oleh Komite Sekolah dan Kepala Sekolah ibuk yang saat dijumpai didampingi suaminya ini mengaku tidak ada melaporkan kepada Komite dan Kepala Sekolah.

Sementara itu sebelumnya, Ketua Komite SDN 06, Donal ketika dimintai keterangannya mengaku mengetahui adanya kebijakan Pengadaan buku bupena dimaksud.

“Ya saya tahu ada dibebankan Pengadaan bupena kepada peserta didik, namun memang tidak ada penandatanganan berita acara,” akunya menjelaskan saat dijumpai Selasa (19/12).

Sementara Kepala SDN 06 Tualang, Ibuk Inet (akrab dipanggil demikian), saat dikonfirmasi melalui pesan WA hingga berita ini ditulis tidak ada jawabannya.

Orang tua siswa bersangkutan menginfokan kalau anaknya menangis-nangis di rumah meminta supaya dilunasi uang buku. Namun belakangan dia juga mengaku bahwa sudah tidak ada masalah lagi. (Rel)