DUMAI(DUMAIPOSNEWS)– Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) menggelar kegiatan ‘Pembangunan Komitmen Proyek Perubahan Transformasi Layanan Perpustakaan Berbasis Inklusi (Trans Literasi)’ pada Rabu (3/7) di Ruang Rapat Wan Dahlan Ibrahim. Acara ini secara resmi dibuka Walikota Dumai melalui Staf Ahli Walikota Bidang Pembangunan, Informasi, Teknologi, Ekonomi dan Keuangan Drs H Syawir Kasim MSi.
Staf Ahli Walikota Bidang Pembangunan, Informasi, Teknologi, Ekonomi dan Keuangan Drs H Syawir Kasim MSi menyambut baik upaya Dispersip untuk mengimplementasikan program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sebagai suatu pendekatan pelayanan perpustakaan dengan tujuan melakukan transformasi informasi dan pengetahuan kepada masyarakat agar lebih berdaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan. Dengan harapan komitmen yang sama juga dapat ditunjukkan stakeholders terkait sebagai upaya meningkatkan minat baca masyarakat, sehingga pustaka sebagai salah satu pusat literasi memang harus bertransformasi agar menjadi tempat favorit peserta didik dan masyarakat umum.
”Dengan adanya program transformasi layanan berbasis inklusi atau trans literasi ini dapat menjadi terobosan untuk menjadikan Kota Dumai semakin maju dan semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah sangat mengapresiasi langkah dan terobosan yang dicetuskan Kepala Dispersip Kota Dumai, tentunya kami mendukung sangat antusias karena relevansi terhadap peningkatan kinerja perangkat daerah sehingga betul-betul nyata. Dan kami juga melihat ini merupakan usaha dalam mendukung visi misi Dumai sebagai kota idaman,” ujar Syawir Kasim.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kota Dumai, Hj Raja Dona Fitri Illahi SKM MSi menjelaskan tujuan trans literasi tidak sekedar meningkatkan minat baca namun lebih kepada menjembatani masyarakat agar memiliki literasi yang tinggi, sehingga mampu menentukan pilihan sesuai kebutuhannya untuk mandiri berusaha dalam membuka lapangan pekerjaan sendiri yang bertujuan untuk peningkaran kesejahteraan masyarakat. Perpustakaan hadir sebagai wadah atau ruang terbuka pusat pembelajaran sepanjang masa hingga sampai ke perpustakaan di kecamatan dan kelurahan.
”Kata kuncinya adalah literasi untuk kesejahteraan. Komitmen dan sinergisitas seluruh stakeholder baik internal dan eksternal pemerintah dan non pemerintah juga swasta serta akademisi dan komunitas literasi harus berkolaborasi menciptakan ekosistem yang mendukung penuh inovasi ini,” tukasnya.
Dona Fitri Illahi juga menegaskan bahwa trans literasi adalah suatu inovasi untuk menciptakan perubahan pada pemberian layanan perpustakaan berbasis inklusi untuk menjawab tantangan perkembangan zaman yang semakin pesat di era 4.0 era serba digital ini. Ia berharap, inovasi itu dapat meningkatkan minat baca masyarakat dan memperkuat perpustakaan sebagai layanan inklusi dengan kolaborasi berbagai pihak.
“Kami bekerjasama dengan perguruan tinggi dan stakeholder untuk memberikan pelatihan dan pembinaan di Kecamatan dan Kelurahan serta mengakomodasi masukan dan inovasi baru,” pungkasnya.(des)