DUMAIB(DUMAIPOSNEWS)-Bertepatan dengan peringatan Hari Tani Nasional 2024 yang diperingati setiap tanggal 24 September, momentum ini menjadi refleksi bagi semua pihak untuk mengapresiasi keberadaan dan perjuangan para petani sebagai salah satu tulang punggung swasembada pangan nasional. Tak hanya itu, dorongan dan dukungan besar pun dibutuhkan untuk memajukan ekosistem agraria atau pertanian di Indonesia, sebagaimana dengan julukannya sebagai negara agraris.
Dengan komitmen dan peran aktif, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Kilang Dumai sebagai salah satu perusahaan migas terbesar di Indonesia yang beroperasi di Kota Dumai dan Sungai Pakning, kehadirannya tak hanya berkontribusi dalam memastikan ketahanan energi nasional lewat produk-produk BBM berkualitas, tetapi juga turut mendukung kemajuan para petani lokal lewat program-program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Melalui program TJSL yang dijalankannya, PT KPI Kilang Dumai telah ikut berkontribusi dalam mendorong kemandiri ekonomi masyarakat dengan mengembangkan pertanian lokal yang ada di wilayah Kota Dumai maupun Sungai Pakning lewat pengembangan pertanian hortikultura dan budidaya sorgum yang ramah lingkungan. Hal itu dilakukan demi mendukung pembangunan daerah dan memajukan kehidupan masyarakat setempat.
Lewat unit operasinya di Kota Dumai, PT KPI Kilang Dumai saat ini telah mengembangkan pertanian hortikultura ramah lingkungan dan berkelanjutan di lahan gambut dengan memanfaatkan inovasi sistem Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA). Dimana inovasi tersebut difokuskan untuk mendorong para petani untuk meminimalisir penggunaan input eksternal seperti pupuk kimia dan pestisida kimia yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia.
“Inisiatif yang kami kembangkan lewat program TJSL pertanian hortikultura dengan memberdayakan Kelompok Masyarakat Alam Tani di daerah Tanjung Palas itu, kami ingin mendorong mereka (petani) mencapai produktivitas dan stabilitas ekosistem pertanian jangka panjang yang berwawasan lingkungan dan bertanggung jawab,” kata Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI Kilang Dumai, Agustiawan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/9).
Menurut Agustiawan, pengembangan pertanian yang memanfaatkan lahan sisa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kelurahan Tanjung Palas tersebut juga bertujuan untuk mendorong masyarakat bersama-sama menjaga lahan gambut dari ancaman karhutla yang kerap menjadi bencana tahunan. Di lahan pertanian tersebut, pokmas Alam Tani menanam berbagai jenis sayur-sayuran, kopi liberika, dan sorgum.
Lewat program pertanian sistem LEISA ini, PT KPI Kilang Dumai turut membantu meningkatkan perekonomian petani dengan peningkatan pendapatan sebesar 220 persen, yang sebelumnya berpenghasilan Rp 2 Juta per bulan menjadi Rp 7 Juta perbulannya. Pada awal September, Pokmas Alam Tani yang menjadi binaan TJSL PT KPI Kilang Dumai telah kembali berhasil memanen sorgum yang dibudidayakan di lahan pertanian LEISA tersebut.
“Panen kali ini berhasil menghasilkan 600 kg sorgum, dan sudah dibeli oleh beberapa masyarakat dari Kelurahan Tanjung Palas, Rejosari, dan Bagan Besar,” kata Rudi Ketua Kelompok Alam Tani sekaligus ‘Local Hero’ binaan TJSL PT KPI Kilang Dumai, saat dihubungi melalui sambungan telepon, di Dumai (24/9).
Tak hanya itu, sejak November 2022, PT KPI Kilang Dumai juga telah mendorong ibu-ibu PKK Kelurahan Tanjung Palas yang tergabung dalam Kelompok Sehati untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan bertani sayur-sayuran memanfaatkan media tanam hidroponik.
Umumnya, kelompok tersebut menanami sayuran pakcoy dan selada dengan jenis caipira dan myrtel. Disebutkan oleh Agustiawan bahwa hasil budidaya sayuran hidroponik Kelompok Sehati tersebut kemudian juga dimanfaatkan untuk penguatan gizi pada program Posyandu Sehati.
“Hasil panen sorgum dari Kelompok Alam Tani yang kami budidayakan itu juga telah berhasil diolah jadi camilan sehat yaitu biskuit dan brownis oleh tangan cekatan dari ibu-ibu Kelompok Sehati,” jelasnya
Sementara itu, pada unit operasi lainnya, PT KPI Kilang Sungai Pakning juga mengembangkan program pertanian terpadu yang ramah lingkungan dengan menyulap lahan sisa karhutla seluas 2 hektar di Desa Batang Duku, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau. Dengan melakukan pemberdayaan dan pembinaan pada Kelompok Tani Maju Jaya Bersama, PT KPI Kilang Sungai Pakning mengembangkan berbagai komoditas pertanian, seperti tanaman hortikultura, tanaman obat, hingga kopi liberika.
Disisi lain, lewat program tersebut, PT KPI Kilang Sungai Pakning juga meningkatkan wawasan para petani dengan memperkenalkan pupuk organik cair hasil fermentasi limbah destilasi serai wangi yang bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan tanaman hortikultura dan irigasi teknis pertanian menggunakan springkel yang lebih hemat bahan bakar minyak.
Program tersebut berhasil dirasakan oleh 1.106 orang penerima manfaat, baik secara langsung ataupun tidak langsung, serta meningkatkan perekonomian kelompok binaan program sebesar 75 persen. Peningkatan rata-rata pendapatan seluruh penerima manfaat program perbulan yakni sebesar Rp 1,5 juta per orang dan omset kelompok tani mencapai Rp 336 juta per tahun.
Program TJSL yang berfokus pada bidang pertanian tersebut secara konsisten terus dijalankan oleh PT KPI Unit Dumai selaras dengan pilar pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) poin 2 yakni tanpa kelaparan (zero hunger). Dimana pilar tersebut bertujuan untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi dan menerapkan praktek pertanian tangguh dan berkelanjutan guna meningkatkan produksi dan produktivitas. Hal ini juga sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang secara tegas terus dijalankan oleh PT KPI Unit Dumai.
Tak sampai disitu, PT KPI Kilang Sungai Pakning sejak tahun 2017 juga telah menginisiasi pertanian lahan gambut dengan komoditas buah nanas di Daerah Kampung Jawa yang masuk dalam wilayah Kelurahan Sungai Pakning, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau yang dikelola bersama koperasi masyarakat, yakni Koperasi Tani Tunas Makmur.
Lewat program TJSL pertanian tersebut, PT KPI Kilang Sungai Pakning juga telah mengenalkan metode tanam Polikultur Jajar Legowo (poligowo) yang telah memiliki nomor paten. Metode tanam tersebut bermanfaat untuk menata alur penanaman nanas agar mudah dipanen dan dapat diselingi dengan tanaman keras.
“Tak sekedar hanya menanam nanas di lahan gambut dan dijual ke masyarakat, untuk meningkatkan nilai tambah usaha para petani dan memanfaatkan hasil panen yang berlimpah, buah-buah nanas itu kemudian juga diolah menjadi menjadi makanan ringan yakni keripik nenas untuk dijual menjadi oleh-oleh,” tutup Agustiawan.(rio)