Dumaiposnews.com, MANDAU – Para Cikgu khususnya para guru honorer sekolah madrasah di Kabupaten Bengkalis menjerit atas kecilnya gaji yang diterima setiap bulannya.
Dimana Pada tahun anggaran 2018 para pahlawan tanda jasa mengaku hanya menerima gaji Rp 380 ribu.
”Menyampaikan jeritan kami para guru honor di Madrasah , agar pemerintah memperhatikan kondisi kami semua, sekarang gaji kami jauh di bawah UMR Rp 380 ribu,” kata Mustofa, salah satu guru honor pada Madrasah Tsanawiyah di Duri saat acara ramah tamah dan seminar Seni dan Budaya warga Mandau dengan Bagus Santoso anggota DPRD Provinsi Riau di jalan Jawa Duri , Sabtu (1/9) malam.
Lebih lanjut disampaikan Mustofa, pada tahun- tahun sebelumnya para guru honorer yang mengajar disekolah agama rata- rata menerima Rp 900 ribu setiap bulan. Jumlah honor tersebut sebetulnya lebih kecil dibandingkan guru honor di sekolah umum atau negeri yaitu sebesar Rp 1,5 juta. Kendati ada perbedaan seiring waktu guru honorer di sekolah agama dapat menerimnya dengan niat ikhlas untuk mencerdaskan anak bangsa.
”Kepada siapa kami mengadu, terus terang yang saya terima Rp 400 ribu di potong 5 persen untuk pajak, maka tinggal 380 ribu.
Sampai saat ini kami tetap mengajar karena itulah yang dapat saya dan kawan- kawan kerjakan untuk negeri ini,”imbuh Mustofa.
Mustafa juga mengatakan bersama- sama rekannya para guru telah menyampaikan kondisi minimnya gaji kepada pemerintah Kabupaten Bengkalis agar mendapat perhatian dan dinaikkan kembali nominal honornya.
Terkait dengan permasalahan yang dihadapi para guru honorer atas minimnya uang pendapatan bantuan dari pemerintah Bagus Santoso menjelaskan kondisi keuangan hampir di seluruh kabupaten/ kota bahkan pemerintah Provinsi rata- rata defisit anggaran.
Defisitnya anggaran karena jumlah pendapatan khususnya yang bersumber dari Dana Bagi Hasil ( DBH) migas berkurang dari pemerintah pusat (APBN).
“Provinsi Riau dan Kabupaten Bengkalis sejak dulu mengandalkan dana DBH, sekarang dana itu berkurang dan jumlahnya sangat besar.
Maka banyak program dan kegiatan yang terkena rasionalisasi, dampaknya luar biasa diantaranya memang kepada kita semua termasuk kepada pegawai honor, semoga bersama- sama kita dapat mencari solusinya,”kata Bagus Santoso.
Sementara Rasyid Kabid Ketenagaan Diknas Kabupaten Bengkalis saat dihubungi mengakui kondisinya memang demikian.
Dimana ada lebih kurang 3 ribuan guru honorer di Madrasah yang mendapat bantuan gaji dari Pemkab Bengkalis. Hal tesebut karena dampak dari defisit anggaran dan rasionalisasi untuk tetap berjalannya program dan kegiatan yang sudah direncanakan. Di Diknas Bengkalis awalnya memiliki anggaran Rp 23 miliar namun setelah rasionalisasi hanya tinggal Rp 9 miliar.
”Kami yakin semua memahami, karena memang untuk menyesuaikan dengan jumlah dana yang tersedia. Pemkab Bengkalis tetap berupaya mempertahankan guru honorer meskipun harus maklum dengan gaji yang menyesuaikan kondisi,” jelas Rasyid sambil berharap semuan elemen memahami kondisi keuangan yang tidak mendukung seperti tahun-tahun sebelumnya.(grc/wan)