JAKARTA(DUMAIPOSNEWS)- Di tengah peringatan Hari Gizi Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 Januari, ada berita yang kurang sedap tentang kekurangan asupan DHA pada anak Indonesia.
Penelitian yang dimuat di British Journal of Nutrition (2016) berjudul “Intake of essential fatty acids in Indonesia children: secondary analysis of data from a nationally representative survey” menemukan bahwa delapan dari 10 anak usia sekolah Indonesia berumur 4-12 tahun kekurangan nutrisi otak karena hanya mendapatkan sedikit asupan asam lemak esesial (Essential Fatty Acid), khususnya DHA dan Omega 3. EFA sendiri merupakan kelompok asam lemak yang penting bagi kesehatan manusia dan harus tercukupi dari asupan makanan.
Menurut Gurubesar Institusi Pertanian Bogor (IPB), Ahmad Sulaeman yang turut serta pada penelitian tersebut, kurangnya asupan asam lemak esesial khususnya DHA harus menjadi perhatian bersama karena zat tersebut penting dan krusial untuk mempengaruhi kondisi fisik dan kepintaran anak.
DHA dan Omega 3 sangat bermanfaat dalam perkembangan sistem saraf, pembentukan membran sel sehat, dan produksi hormon seperti yang bertanggung jawab dalam mengatur tekanan darah, viskositas darah, vasokonstriksi, serta respon imun dan inflamasi.
Kekurangan Omega 3 dan DHA sangatlah berbahaya. Karena hal itu bisa berdampak pada masa depan anak di antaranya kurang pintar, tumbuh tak sempurna, kekebalan tubuh melemah, kulit mengalami kekeringan, pandangan kabur, hingga perubahan emosi yang bisa membuat prestasi anak di sekolah menurun.
“Pemenuhan gizi, terutama makanan dengan kandungan Omega 3 dan DHA yang cukup dapat mempengaruhi masa depan bangsa Indonesia dan anak-anak kita saat dewasa kelak,” ujar Ahmad Sulaeman di Jakarta.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 75/2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia dalam per harinya untuk anak berusia 4-9 tahun harus mengkonsumsi Omega 3 sebesar 0,9 gram. Sedangkan mereka yang berusia 10-12 tahun untuk laki-laki sebesar 1,2 gram dan perempuan sebesar 1,0 gram.
“Untuk DHA, per harinya setiap anak harus mendapatkan asupan sebesar 100-118 mg,” ujar Ahmad.
Fakta bahwa delapan dari 10 anak Indonesia kekurangan DHA patut menjadi keprihatinan bersama dan upaya untuk memenuhi kebutuhan DHA dalam makanan anak harus menjadi prioritas orang tua dan keluarga Indonesia.
DHA masih diperlukan walau anak telah berusia lebih dari dua tahun. “Baik DHA maupun EPA yang merupakan Omega 3 paling banyak didapatkan dari ikan, seperti ikan salmon dan lemuru alias sardin. Dengan anjuran porsi untuk anak EPA 100-118 mg/hari dan DHA 100-118 mg/hari. Hal ini berdasarkan rekomendasi dari FAO dan WHO,” paparnya.
Sumber : Rakyat Merdeka Online