JAKARTA (DUMAIPOSNEWS.COM) – Penyidik Polda Metro Jaya mendatangi rumah Novel Baswedann di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (27/2).
“Saya menyambut baik dan saya berbincang cukup lama (dengan penyidik Polda, Red),” ujar Novel.
Hanya, Novel mengaku kedatangan para penyidik tersebut bukan untuk meminta keterangan secara resmi.
Perbincangan dilakukan informal. Namun, tidak sedikit yang mengarah pada persoalan penyerangan air keras yang terjadi 11 April tahun lalu. “Saya selalu membuka diri, saya bukan orang yang rumit,” terang Novel.
Novel mengaku siap dipanggil pihak kepolisian setelah pengobatan mata kirinya selesai. Dia akan memberi keterangan yang diperlukan polisi terkait dengan perkara penyiraman yang belum terungkap pelakunya sampai kini itu.
“Kami (polisi dan Novel) baik-baik saja, apabila diperlukan, saya terbuka kepada siapa saja,” ujar bapak 5 anak tersebut.
Terkait proses pengobatan mata, Novel mengatakan operasi besar tahap 2 diperkirakan bisa dilakukan akhir Maret mendatang. Selama proses menunggu operasi tersebut, suami Rina Emilda itu bakal rutin melakukan kontrol mata di Singapura.
“Setelah dipasang implan, mata kiri saya kemeng atau pegel. Tapi nggak sakit terus-menerus,” tutur kepala satuan tugas (kasatgas) penyidikan e-KTP itu.
Sambil menunggu pemulihan mata, Novel bakal lebih banyak di rumah. Dia pun tidak berharap mendapat pengawalan sepanjang hari.
Baik dari kepolisian maupun personel pengamanan dalam (pamdal) KPK. Penolakan pengawalan itu murni karena Novel tidak ingin terjebak rasa takut.
“Ini suatu semangat yang ingin kami tunjukan, tidak boleh ada orang takut dengan teroris,” imbuh dia. (tyo)
Komentar