INDONESIA, salah satu bentuk makanan instan yang sangat populer adalah mi instan. Diperkirakan, konsumsi mi instan di Indonesia mencapai urutan terbanyak kedua di dunia, berdasarkan data World Instant Noodles Association pada 2011.
Murah, mudah disiapkan, lezat, dan mengenyangkan mungkin adalah beberapa faktor yang membuat makanan instan sangat populer di Indonesia.
Kerap disantap karena praktis, padahal makanan instan dikatakan bisa menjadi pemicu awal terjadinya stroke. Risikonya makin meningkat bila Anda punya kebiasaan merokok, minum alkohol, dan malas berolahraga.
Konsumsi makanan instan yang lebih sering dikaitkan dengan peningkatan faktor risiko sindrom kardiometabolik. Sindrom ini meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung dan kondisi lainnya seperti diabetes dan stroke.
Pengaruhnya antara lain angka trigliserida, tekanan darah, dan gula darah yang lebih tinggi pada mereka terlalu sering mengonsumsi makanan instan.
Peneliti menemukan bahwa mengonsumsi makanan instan, terutama mi instan sebanyak dua kali atau lebih dalam seminggu berhubungan dengan sindrom kardiometabolik.
Jadi, frekuensi ini bisa dijadikan patokan sebagai batasan dalam mengonsumsi makanan instan. Akan lebih baik lagi jika Anda menghapus makanan instan jenis apa pun dari daftar menu harian Anda, dan menggantikannya dengan makanan yang lebih sehat.
Meski makanan instan menawarkan kepraktisan dan harganya cenderung terjangkau, tapi makanan tersebut mengandung berbagai zat yang bisa rugikan kesehatan, termasuk risiko sindrom kardiometabolik seperti stroke.
Sebaiknya, terapkan pola hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi seimbang dan rutin berolahraga agar terhindar dari stroke dan berbagai penyakit lainnya.(RN/ RH/klikdokter)