Modus penipuan di Kota Dumai semakin hari semakin berkembang. Cara penipuannya pun berbeda-beda, mulai dari menggunakan telepon seluler, SMS, hingga memanfaatkan media sosial tertentu. Termasuk dalam urusan syahwat.
Dumainews.com, DUMAI – Dulu para wanita Pekerja Seks Komersil (PSK) melakukan bisnis lendir dengan cara konvensional, seperti mangkal di hotel dan tempat hiburan atau di lokalisasi.
Seiring dengan perkembangan teknologi, sekarang cukup bermodal internet dan gadget bisa Sarana transaksinya bisa melalui Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, WeChat, BeTalk hingga MiChat. Khusus aplikasi BeTalk dan MiChat paling banyak digunakan untuk bertransaksi esek-esek online.
Sejumlah akun wanita yang membuat status BO, istilah boking, hampir bisa dipastikan ia merupakan wanita pekerja seks komersial.
Beberapa kelompok orang secara terorganizir memanfaatkan aplikasi itu untuk melakukan penipuan berkedok prostitusi Penelusuran Dumai Pos, sudah banyak pria hidung belang yang jadi korban penipuan jualan ‘haram’ itu. Salah satunya, He (29).
Pria asal Jakarta yang mengakui sedang ada pekerja di Dumai menjadi korban penipuan.
“Awalnya coba iseng cek Michat, dilihat fotonya menarik, waktu saya tanya-tanya dia nya (pelaku) minta di pembayaran didepan melalui transfer ke rekening, cewek nya ngaku kalau mau
BO harus bayar ke manejer di hotel tempat dia stay, dengan memberikan nomor seorang pria yang mengaku sebagai manajer hotel. “paparnya. Ahad (2/12)
Lantas ia mentransfer RE 4 juta sebagai pembayaran tahap pertama. “Lalu pemilik akun yang bernama cece minta bukti uang yang telah ditransfer, “Setelah dia transfer, dia menunjukkan nomor kamar di salah satu hotel bintang di Kota Dumai ini,” katanya.
Tidak sampai disitu, sebelum masuk kekamar, pelaku jaringan penipuan berkedok jasa PSK itu kembali meminta uang 4juta untuk tamu. “Setelah dikirim, ternyata kamar yang di sampaikan itu kosong, dari situ saya baru sadar ini penipuan, saat itu saya sudah lakukan transfer sebanyak dua kali,” ceritanya.
Pada umumnya penguna aplikasi Michat dapat melihat penguna akun lainya disekitar, tidak semua pemilik akun Michat para pelaku prostitusi atau pun penipuan. Namun umumnya aplikasi itu kerap memanfaatkan jaringan prostitusi untuk melakukan penipuan dan prostitusi jasa seks.
Masih berdasarkan penelusuran Dumai Pos, tarif prostitusi online bervariasi. Mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 500 ribu sekali kencan. Beda tarif jika menjadi teman kencan sepanjang malam dari tarif Rp 2 Juta hingga jutaan rupiah tergantung paras wajah hingga tubuh indah. Ironisnya lagi diantara mereka bahkan ada yang mengaku siswi SMA, mahasiswa bahkan karyawan perusahaan.
Dumaipos melakukan penelusuran terkait informasi yang berkembang, seorang penguna gadget Roney (24) mengaku bahwa sejumlah aplikasi yang bisa menghubungi satu diantar lainya.
“Kalau setahun lalu aplikasi BeTalk jadi favorit untuk memilih PSK disekitar, dimanapun kita berada aktifkan saja bakalan banyak yang menawarkan diri untuk jasa prostitusi, disamping adanya jasa prostitusi yang real, disana juga ada penipuan berkedok jasa prostitusi, biasanya penipuan akan meminta uang muka untuk ditansfer terlebih dahulu, sementara PSK real tidak, mereka akan membuat janji untuk bertemu terlebih dahulu,”papar pengiat gadget itu.
Seiring perkembangan banyak aplikasi betalk itu tidak dapat lagi digunakan untuk menemukan orang disekitar, sekarang para PSK mulai beralih ke Michat. Pada diameter yang dapat menjangkau sekitar, aplikasi ini tentu menjadi jaringan transaksi yang mudah untuk penghubung PSK dan para pelanggan.
Tak ayal, para PSK tak malu-malu menampilkan foto seksi dan tarif mereka untuk sekali kencan. ‘Open Bo, Longtime, Sourttime, no PHP,’ begitulah petikan para PSK menulis status akun mereka.
Jika terdapat akun dengan paras wanita cantik yang meminta biaya terlebih dahulu melalui transfer rekening, maka besar kemungkinan itu adalah penipuan.
Kedok prostitusi penipuan dilakukan oleh orang-orang tertentu. Misalnya mereka menggunakan akun palsu untuk menarik pelanggan. Ia berada disebuah Hotel. Setelah pelanggan datang ke hotel, pelaku tidak akan memberi tahun nomor kamar sebelum uang ditansfer.
Setelah sejumlah uang ditansfer pelaku akan kembali berupaya meminta transfer dengan alasan pembayaran dari menejemen hotel, germo, hingga biaya kamar. Setelah berhasil pelaku menerima uang ia yakinkan pelaku dengan mengirimkan nomor kamar yang sejatinya ia tidak berada kamar itu.
Pada 2017 silam, Dumaipos bersama Polres Dumai pernah mengungkap jaringan prostitusi online melalui betalk, seorang Mucikari ditangkap dan disidang dipengadilan negri Dumai atas Motif terdakwa mencari keuntungan dengan memperjual belikan wanita di media sosial dengan modus operasi yaitu menyediakan, menghubungkan perempuan (pekerja seks komersial) melalui media sosial (whatsapp dan bee talk) kepada pengguna jasa seks komersial.
Dalam sidang dakwaan terdakwa dijerat dengan Pasal 296 KUHP, 296 jo 53 dan pasal 596 dengan ancaman maksimal 1,6 bulan kurungan penjara.
Sementara, Prostitusi berkedok penipuan melalui transfer bukan satu dari layanan esek-esek tapi murni jaringan penipuan. “Kita sudah selidiki, bersama Polres Dumai 2017 silam, memang ada yang aktifkan aplikasi disekitar, nanti dia memberi nomor khusus sebagai pihak germo, pernah kita cek pemegang nomor itu melalui perangkat cekpos kepolisian ternyata berada di Samarinda, mereka ini spesialis melakukan penipuan berkedok jasa prostitusi, mereka kerap mengunakan foto orang lain, begitu pula mereka mengunakan nama rekening orang lain pula,” tutup angga. (rio/ ANGGARA ANDIKA PUTRA )