PEKANBARU (DUMAIPOSNEWS) - Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid memimpin langsung Apel Kesiapan Penyelenggaraan Jambore Karhutla 2025 di halaman Kantor Gubernur Riau, Pekanbaru, Selasa (22/4). Kegiatan ini menjadi momentum awal dimulainya serangkaian persiapan intensif untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (harhutla) di wilayah Riau yang dipusatkan di Tahura Sultan Syarif Hasyim pada 25-27 April 2025.
Apel bersama ini turut dihadiri Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan dan jajaran Forkopimda Riau. Kemudian juga unsur Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni, dan stakeholder terkait.
Masyarakat diharapkan menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dan melaporkan potensi kebakaran sedini mungkin. Dengan begitu, seluruh masyarakat diimbau untuk ikut berperan aktif dalam menjaga hutan dan alam di Provinsi Riau.
Kita imbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama mengambil tanggung jawab yang sama. Karena ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi kewajiban kita sebagai warga Riau,” ujarnya, Selasa (22/4).
Dikatakan Gubri, Jambore Karhutla bukan hanya seremoni, melainkan wujud konkret kesiapan bersama dalam mengedukasi masyarakat tentang bahaya karhutla.
“Kegiatan ini bertujuan memberikan rasa pemahaman yang sama bahwa kita punya tanggung jawab bersama terhadap kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Abdul Wahid menjelaskan, bencana karhutla yang terjadi setiap tahun telah membawa dampak buruk tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesehatan masyarakat dan citra baik daerah. Sehingga, Jambore Karhutla tahun ini akan difokuskan pada peningkatan kesadaran kolektif dan aksi nyata di lapangan.
“Ini adalah kepentingan kita bersama. Karena pentingnya, kami ingin masyarakat Riau tetap sehat serta kualitas udaranya bisa dinikmati oleh semua orang,” jelasnya.
Diungkapkannya, penanggulangan karhutla tidak cukup hanya mengandalkan pemangku kebijakan, aparat, atau lembaga terkait. Menurutnya, sangat penting dilakukan pendekatan edukatif kepada masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar kawasan rawan kebakaran.
Dengan begitu, edukasi ini akan dikemas dalam berbagai bentuk kegiatan seperti pelatihan teknis pemadaman, simulasi lapangan, serta dialog interaktif antara masyarakat dan petugas.(rpg)

